DPRD Kota Probolinggo Minta Pemkot Sajikan Kajian Bisnis Komprehensif Sebelum Suntik Modal Perseroda PT Bahari Tanjung Tembaga
PROLINK🌏News Media
Para anggota DPRD meminta agar inisiatif ambisius ini didukung oleh kajian kelayakan bisnis (feasibility study) yang lebih komprehensif. Permintaan ini dilayangkan sebagai bagian dari upaya memastikan bahwa investasi modal awal yang cukup besar ini akan memberikan return on investment (ROI) yang jelas dan terukur, sekaligus meminimalisir potensi risiko kerugian di masa depan.
Pada Rapat Paripurna penyampaian Pandangan Umum Fraksi-Fraksi, besaran modal awal yang diajukan Pemkot sebesar Rp 18,4 miliar menjadi perhatian utama. Meskipun mendukung tujuan pendirian Perseroda untuk mengoptimalkan aset dan potensi Pelabuhan Probolinggo, sejumlah fraksi menekankan bahwa besarnya angka tersebut menuntut tingkat transparansi dan proyeksi keuntungan yang lebih meyakinkan. Desakan untuk menyajikan data dan analisis yang lebih mendalam menunjukkan sikap konstruktif dewan dalam mengawal anggaran daerah.
Sejumlah dukungan dan Pengawasan Ketat
Sikap fraksi-fraksi di DPRD secara umum menunjukkan dukungan dengan catatan terhadap inovasi untuk pertumbuhan ekonomi, dibarengi dengan komitmen untuk melaksanakan pengawasan ketat.
Fraksi Mayoritas PDI Perjuangan, PKB, dan Golkar, Mendukung inisiatif pendirian Perseroda sebagai upaya out of the box untuk pertumbuhan ekonomi, namun dengan penekanan kuat pada profesionalisme manajemen dan akuntabilitas penggunaan dana penyertaan modal, Mereka meminta jaminan keuntungan yang signifikan dalam waktu yang realistis.
Sedangkan Fraksi Gerindra-PPP (GPIR) dan NasDem, Lebih fokus pada mitigasi risiko investasi. Mereka menuntut penjelasan detail mengenai sumber pendanaan, proyeksi keuntungan yang spesifik, serta dampak positif Perseroda terhadap penyerapan tenaga kerja lokal di kawasan pelabuhan.
Fraksi ini menyarankan agar penyuntikan modal dilakukan secara bertahap berdasarkan capaian kinerja.
Fraksi Kritis Kontekstual PKS, Menyoroti perlunya kejelasan filosofi dan tata kelola serta operasional Perseroda yang baru, meminta Pemkot untuk membandingkan manfaat yang didapat dengan risiko yang ditanggung. Mereka menegaskan bahwa Raperda harus didukung oleh proyeksi bisnis yang bankable dan tim manajemen yang memiliki kredibilitas teruji.
Menyikapi pandangan fraksi, proses legislasi akan dilanjutkan dengan Jawaban Wali Kota Probolinggo. Proses ini akan melibatkan rapat komisi dan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) untuk mencapai titik temu antara aspirasi peningkatan PAD dan prinsip kehati-hatian fiskal.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, menjelaskan bahwa anggaran Rp 18,4 miliar tersebut akan dialokasikan antara lain untuk biaya operasional, pengadaan barang angkutan, dan kebutuhan infrastruktur awal.
"Kami menargetkan Perseroda ini dapat mulai beroperasi pada tahun 2026, atau jika ada kendala, paling lambat 2027," kata dr. Aminuddin. Ia juga menambahkan rencana Pemkot untuk membuka penjualan saham kepada masyarakat Kota Probolinggo. Langkah ini bertujuan untuk mendorong partisipasi publik dan memperkuat basis modal perusahaan daerah tersebut.***
Editor: Aspari AR


Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda di situs resmi kami